JAMBI - Menjelang pelaksanaan assesmen Geopark Merangin-Jambi oleh tim evaluator Unesco Global Geopark (UGG) pada 06 - 11 Oktober 2022 mendatang, Wabup Merangin Nilwan Yahya bersama rombongan memantau kondisi aset budaya Rumah Tuo Rantau Panjang, Minggu (2/10).
Wabup didampingi Geologist Geopark Merangin-Jambi Magdalena Ritonga dan Malla Indra dari Badan Pengelola Geopark Merangin-Jambi bersama GM Geopark Merangin-Jambi Agus serta Kadis Kominfo M Arief, mengamati kondisi Rumah Tuo itu.
Tidak hanya kebersihan perkarangan Perkampungan Rumah Tuo yang menjadi perhatian wabup, tapi juga potensi budaya yang akan ditampilkan ketika dilakukan assesmen oleh tim Unesco.
‘’Perkampungan Rumah Tuo ini bagian dari Geopark Merangin, sehingga juga tidak luput dari kunjungan tim evaluator UGG untuk diassesmen. Kita juga sudah sediakan tempat sampah di jalan masuk ke Perkampungan Tuo ini, ’’ ujar Wabup.
Dijelaskan wabup, masuknya Rumah Tuo Rantau Panjang bagian dari Geopark Merangin-Jambi karena perkampungan tua tersebut, mempertahankan bangunan-bangunan tua yang dibangun sekitar 300 – 400 tahun lalu.
‘’Disebut demikian karena masih ada bangunan rumah tua yang didirikan pada tahun 1330 di perkampungan ini dan kondisinya masih bertahan hingga sekarang, ’’ ujar Nilwan Yahya dan diamini Agus.
Warga yang menempati Perkampungan Tuo itu sekarang merupakan keturunan yang ke-14 penerus penduduk Rumah Tuo tersebut. Mereka merupakan orang Batim Lamo, penduduk di Desa Rantau Panjang tersebut merupakan Suku Batin.
Luas perkampungan ini lebih kurang empat hektar, terdapat 40 – 70 rumah yang masih berdiri kokoh. Selain mempertahankan Rumah Tuo, masyarakat juga mempertahankan dan menjalankan tradisinya Bantai Adat, Silat Menyudon dan Budaya Berselang.
Sebelum mengunjungi Rumah Tuo, wabup bersama rombongan meninjau Pasar Rantau Panjang yang memang digelar setiap hari Minggu. Dipasar tradisional itu, Nilwan membeli tikar dan berbagai barang-barang tradisional suku Batin.
Sedangkan GM Geopark Merangin-Jambi membeli Ambung (Keranjang untuk membawa belanjaan), makanan khas warga Rantau Panjang Gulai Belut dan sejumlah kuliner lainnya.
Baca juga:
Melbourne, Festival of Youth and The Art
|
Pasar yang lokasinya tidak jauh dari Perkampungan Rumah Tuo itu, kondisinya sangat ramai pedagang dan pembeli. Di Pasar itu tidak hanya menjual barang-barang tradisional kebutuhan rumah tangga, tapi juga barang-barang rumah tangga modern lainnya. (IS/guh)